5 Kesaktian Habib Wan Sehan; Nomor 5 Menimbulkan Pertanyaan Besar

Kesaktian Habib Wan Sehan

Habib Wan Sehan, nama aslinya Habib Syaikhun bin Mustofa al-Bahar, kerap juga ditulis dengan habib Syehan. Beliau adalah salah satu habib sekaligus ulama yang memiliki karomah dan kesaktian yang tinggi. Kesaktian Habib Wan Sehan yang paling dikenal adalah kemampuannya menghilang, berpindah dari suatu tempat dengan sangat cepat.

Pernah suatu ketika, ulama Yaman, Habib Umar bin Hafidz, saat mengajar santrinya tiba-tiba berkata, “kita kedatangan seorang Waliyullah Wan Sehan.” Anehnya, para santri yang hadir tidak melihatnya.

Jika ingin mengungkapkan semua kesaktian Habib Wan Sehan yang diceritakan oleh para saksi mata dan murid-muridnya, bisa menjadi buku besar, karena memang kesaktian beliau sangat banyak.

Berikut 5 kesaktian Habib Wan Sehan yang saya rangkum dari berbagai sumber;

Habib Wan Sehan menghilang

Suatu hari saat salah seorang santrinya ingin berangkat ke ke acara Maulidan bersama sang habib, santri itu lalu memberi tahu Habib Wan Sehan agar segera berangakt, takut kemalaman.

“Maaf Habib, sebaiknya kita segera berangkat ke Maulidan, takutnya nanti kemalaman”.

Habib Wan Sehan menjawab dengan suara tinggi, “Sudah sana berangkat, Heh ente aja duluan! nanti ane nyusul, berisik aja loe..!”

Maka berangkatlah santri ini sesuai anjuran sang habib. Tapi begitu si santri tiba di tempat maulidan, betapa kagetnya dia, ternyata Habib Wan Sehan sudah berada di deretan jamaah paling depan bersama para habaib dan ulama lainnya.

Santri itu hanya berkata dalam hati.

“Subhanallah..” Sambil senyum senyum dan geleng geleng kepala.

Sambil melucu, sang habib itu menyalami para jemaah termasuk santri yang heran  itu sambil memeluk dan berkata “Ahlan Wa Sahlan Hehehe… barokah afwan ane sampe duluan ente belakangan, kikikik… semuanya ayo… mari, tafaddhol.”

Setelah selesai acara doa dan hindangan sudah keluar, semua hidangan yang ada diacak-acak oleh beliau, semua makanan dicolek dan dicobain.

Bagi yang belum tahu siapa beliau hanya bisa tercengang campur kaget. Santri itu lalu memberitahu kepada mereka agar dibiarkan tingkahnya itu, dan para ulama dan habaib yang hadir saat itu hanya bisa tersenyum.

Lalu Habib Wan Sehan berdoa komat kamit, terdengar sebait. “barakallah… Insyaallah”….

Melihat Kabah di ketiak habib Wan Sehan

Suatu hari saat memasuki waktu adzan maghrib, tepat di depan masjid, Habib Wan Sehan memperlihatkan tingkah aneh. Beliau berteriak-teriak di saat jamaah akan melangsungkan salat maghrib berjamaah.

Para jemaah terutama marbot masjid yang tidak tahu siapa gerangan Habib Wan Sehan, tentu saja marah dengan sikap sang habib. Kemarahan marbot masjid memuncak dan mencaci maki Habib Wan Sehan habis-habisan.

Tiba-tiba Habib Wan Sehan menjepit leher marbot tersebut dan dibenamkan ke dalam ketiaknya. Tak lama berselang, sang marbot masjid itu menangis sambil mengatakan, ”Saya lihat Masjidil Haram di Makkah. Saya lihat Baitullah dan Ka’bah di Makkah…”

Setelah diberi tahu, siapa yang menjepit kepalanya, si marbot tersebut segera meminta maaf kepada Sang Habib. Dan ternyata, saat itu memang belum masuk waktu salat magrib.

Ulah habib Wan Sehan, rezki melimpah

Kesaktian Habib Wan Sehan mengenai rezki melimpah dialami seorang pedagang kecil yang tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah kecil.

Suatu hari, tiba tiba didatangi oleh Habib Wan Sehan. Tanpa permisi terdahulu, sang Habib langsung nyelonong masuk ke rumah pedagang kecil, bahkan tanpa minta izin terlebih dahulu langsung menyantap makanan yang ada di meja makan.

Akhirnya tuan rumah yang tahu siapa yang datang, hanya bisa melongo tanpa berkata apapun. Kemudian setelah selesai menyantapnya sang Habib pun pamit, sambil berkata, “Teeerimaksih ya, assalamu’alaikum…”

Heran dan tak habis pikir, tuan rumah hanya bisa melongo dan menjawab salam sang habib.

Anehnya dan atas izin Allah, tak berapa lama kemudian si keluarga miskin pedagang lecil itu mendapatkan rezeki yang tak disangka sangka dan kini mereka menjadi pedagang besar dan kaya raya.

Pernah juga Habib Wan Sehan tiba-tiba mengambil segelas es cendol seorang tukang Es Cendol di depan Madrasah al-Wathoniah Klender Jakarta Timur. Es itu diambil segelas tanpa permisi apalagi bayar.

Sang penjual es sempat ingin marah, namun diberi tahu oleh satpam, bahwa yang melakukan itu adalah seorang wali Allah. Akhirnya, si penjual cendol hanya bisa geleng-geleng kepala tanpa komentar.

Namun, tak berapa lama setelah Habib Wan Sehan pergi, sekelompok orang entah dari mana datangnya, memborong semua es cendolnya dengan bayaran yang lebih, hingga dia tidak perlu lagi berjualan hingga larut malam.

Berada di dua tempat dalam waktu yang sama

Menurut seorang kerabat Habib Wan Sehan, bahwa untuk dapat bertemu dengan beliau mudah saja asalkan punya niat yang baik untuk bersilahturahim, karena Habib Wan Sehan sering berpindah tempat dan bahkan berada di dua tempat pada waktu bersamaan secara gaib

Suatu saat sang habib berada di makam ayahnya, pada saat yang hampir bersamaan juga berada Masjid Baidho di Lubang Buaya Jakarta Timur dan terkadang ada di Gang Nangka Bintara.

Kadang kerabat atau santrinya menceritakan dua pertemuan dengan Habib Wan Sehan dalam waktu bersamaan. Karena memang hanya orang-orang yang sholeh dan punya niat yang baik yang dapat berjumpa dengan beliau.

Membeli mobil pakai daun

Ustadz Jaka Tingkir pernah mengisahkan satu kesaktian Habib Wan Sehan yang sangat tidak masuk akal dan dialaminya sendiri.

Saat ustadz Jaka Tingkir membawakan acara maulid Nabi saw di masjid Nurussalam dan kebetulan dihadiri Habib Wan Sehan. Masjid itu berada di samping rumah sang ustadz.

Selesai acara, ustadz Jaka Tingkir dipanggil oleh Habib Wan Sehan, memerintahkan kepadanya untuk mengambil daun dan memasukkannya ke dalam koper.

“Ambil daun yang banyak, masukkan ke dalam koper sampai penuh.” Perintah Habib Wan Sehan.

Ustadz Jaka Tingkir yang memang sudah tahu siapa yang menyuruhnya melakukan itu, tanpa banyak bicara mengambil daun lalu memasukkan ke dalam koper.

“Sudah mbah.” Kata Ustadz Jaka

Habib Wan Sehan lalu menyuruhnya membeli mobil Toyota Fortuner berwarna putih dengan menggunakan daun dalam koper tersebut.

Meski heran dan bertanya-tanya, ustadz Jaka Tingkir tetap berangkat ke dealer untuk membeli mobil yang diminta Wan Sehan dengan membawa koper berisi daun tersebut.

Aneh bin ajaib, atas kehendak Allah, siapa sangka, sesampainya di dealer daun yang memenuhi koper, berubah menjadi uang. Uang itu cukup untuk membeli satu buah mobil Fortuner sesuai pesanan Habib Wan Sehan

Mobil itu lalu dibawa ke depan sang habib. Habib Wan Sehan, lantas mencorat-coret mobil barunya itu dengan pilox warna-warni.

***

Kesaktian Habib Wan Sehan tentu merupakan hal yang sulit dicerna oleh akal manusia. Karomah yang diberikan Allah kepada hamba pilihan-Nya, dalam pandangan masyarakat umum merupakan sebuah keanehan, tapi tidak bagi orang-orang yang selalu berada di jalan yang benar.

Kesaktian para wali Allah dengan karomahnya, lalu kita heran adalah hal lumrah. Nabi Musa as saja terheran-heran dengan sikap Khidir as yang diceritakan Allah swt dalam surah al-Kahfi.