Tuhan akan memberi apa yang dibutuhkan hambaNya, bukan apa yang diinginkan (Baca: apapun bentuk Doa, Tuhan pasti tahu). Dengan demikian, penting untuk mengetahui perbedaan keinginan dan kebutuhan.
Sebagai pengantar untuk mengetahui perbedaan kebutuhan dan keinginan, saya akan mencoba mengajak pembaca berpikir dan merenung tentang apa sebenarnya yang kita cari dalam hidup ini?
Saat hidup di gunung, kita merindukan pantai. Kita hidup di pantai, merindukan gunung. Saat kemarau, kita bertanya kapan hujan. Saat musim hujan, kita bertanya kapan kemarau. Diam di rumah, hati ingin pergi. Setelah pergi, hatiĀ ingin pulang ke rumah.
Saat sakit, kita butuh obat. Saat mendapatkan obat, apakah kita butuh obat lagi? Tidak! Karena sakit bukan keinginan kita. Kita butuh obat karena alasan sakit. Bedakan, kita menginginkan obat sebagai modal usaha karena harga obat bagus dengan keuntungan berkali lipat. Setelah mendapatkan obat, maka kita ingin…. dst
Dari pengantar tersebut, saya akan paparkan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang saya pahami:
Pertama: Sesuatu yang tampak indah saat belum kita punyai dan muncul hasrat dan nafsu untuk memiliki, itulah keinginan. Keinginan kita hampir tak terbatas, sehingga keinginan akan melahirkan keinginan baru.
Semua kita inginkan. Saat sepi, kita ingin ramai. Saat ramai, kita ingin sepi dengan alasan ketenangan. Dulu saat masih bujang, kita mengeluh dan ingin menikah. Saat sudah menikah berkeluarga, kita ingin yang lain. Ingin punya anak setelah punya anak, ingin punya rumah, mobil, pekerjaan dan jabatan.
Beda dengan kebutuhan. Kebutuhan menafikan hasrat dan nafsu, sehingga kebutuhan dengan sendirinya terbatasi. Anda ingin makan enak, maknanya ada hasrat untuk makan enak. Anda butuh makan enak, maknanya tak ada hasrat. Tapi itu wajib karena kita butuh.
Kedua: Keinginan adalah siklus tak terputus. Keinginan akan melahirkan keinginan baru. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan tidak mensyaratkan kebutuhan baru. Seakan berada di garis finish, saat kebutuhan sudah datang, kita tak menginginkan kebutuhan yang sama.
Saat kebutuhan tercapai, manusia mudah bersyukur. Beda saat keinginan tercapai, manusia ingin tambahan dalam bentuk yang baru atas keinginan yang barusan didapatkannya. Itulah sebabnya, agama menganjurkan agar kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur dengan rahmat dan nikmat yang sudah kita miliki. Syukuri, supaya apa yang kita dapatkan bermakna atau merupakan kebutuhan kita.
Ketiga: Kebutuhan sifatnya mengikat, perlu, dan penting. Sedangkan keinginan hanya dianggap perlu dan penting. Dalam contoh obat tadi, sangat jelas bahwa obat menjadi penting dan mengikat karena alasan sakit. Beda saat obat akan dijadikan modal karena untungnya besar, dia tidak wajib dan penting, hanya dianggap wajib dan penting.
Keempat: Kebutuhan memberi dampak manfaat. Sedangkan keinginan memberi dampak kepuasan. Makan apakah itu kebutuhan atau keinginan? Lihat dampaknya. Jika makan membawa manfaat, maka makan itu adalah kebutuhan. Namun jika makan semata-mata memberi kepuasan, maka itu adalah keinginan.
Dengan pemahaman ini, kita akan mudah memahami apa yang kita minta dalam doa. Apakah itu keinginan atau memang kebutuhan. Berdoalah, mintalah kebutuhanmu, pasti Allah swt akan memberikan apa yang kita butuhkan.
*Diharap membaca berulang tulisan ini agar mudah dipahami dan tidak menimbulkan kesalahpahaman